Kerajaan Islam Pertama di pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur

Published: Minggu, 31 Mei 2020

Kerajaan Adonara merupakan salah satu kerajaan Islam di pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur

Tidak aneh lagi ketika terdengar ditelinga kita bahwa hampir semua pulau di Indonesia memilik sejarah dan peninggalan barang-barang antik atau patilasan zaman kuno, Seperti Pulau Jawa merupakan pulau yang terkenal dengan pulang yang bayak jejak sejarahnya. 

Hal yang samapun ditemukan di kerajaan Adonara yang merupakan  salah satu kerajaan Islam di pulau Adonara, Kabupaten Nusa tenggara timur, NTT masih meninggalakan jejak sejarah seperti adanya Benteng Pertahanan Portugis dan Beberapa Mariam. 

Keberadaan Mariam yang merupakan peninggalan sejarah ditemukan banyak sekali di pusat kerajaan dan adapun sebagiannya disekitaran rumah masyarakat setempat. Tepat pintu masuk kampung Adonara terdapat Bangunan tua peninggalan sejarah yang desebut dengan benteng pertahanan Portugis, mungkin pada waktu penjajah benteng tersebut dibangun oleh bangsa Portugis.

Pada waktu dulu benteng tersebut masih terlihat utuh dan merupakan pusat kerajaan Adonara pada tahun 1600san-1780an, namun akses kluar masuk masyarakat yang susah sehingga sebagain bangunan sengaja dirubuhkan guna memperlancar kluar masuk masyarakat sekitar.

     Disamping pembangunan benteng pertahanan tersebut, penanaman pohon kaktus di pinggiran kampung guna menjadi pagar agar penjajah kesulitan memasuki wilayah tersebut, dan diujung Utara perkampungan terdapat pintu seperti halnya pintu GOA, konon katanya sebagai pintu kkuar masuk untuk persembunyian. 

    Kampung Adonara ini dulu sebelum adanya nama Adonara dikenal juga dengan sebutan DON & NARA, DON yang artinya: Orang Besar dan NARA artinya: Sekutu, yang dimakanai orang kampung orang-orang besar yang bersekutu. Dilain sisi adapun mengatakan Adonara beras dari dua kata yakni ADO DAN DARAH Artinya Darah dibalas dengan Darah. 

        Sebelumnya kampung adonara ini ditempati oleh keturunan asli dari kampung Adonara/pribumi, namun sekarang hanya tersisa beberapa keluar saja yang tinggal dikampung adonara tersebut. Kono katanya sebagian pribumi memilih untuk tidak tinggal dikampung adonara lagi karena terjadinya perselisihan, sehingga memutuskan untuk berpindah dan membangun kampung yang baru/lewo.

Penulis : Yusril Nager Lama Taun

PATI, BEDA, NOGO, PENI KERI

Mi Molo Go Dore